• img
  • img
  • img
  • img

Detail Berita

Standard Post with Image

Kurang Lebih 6 Tahun, Ibu Bolong Menderita Kanker Mata

Kominfo, Bombana - Sesekali tangisan lirih terdengar dari kamar berukuran 2,5x3 meter yang sederhana itu. Betul-betul lirih, semacam rengekan kecil samar-samar dari seorang ibu paru baya.

Rintihan itu berasal dari bibir Ibu Bolong. Wanita yang lahir di Polewali pada tanggal 1 Juli 1971 itu menderita kanker mata yang sudah cukup parah.

Saat ini kondisi Ibu Bolong semakin parah. Mata sebelah kanan sudah tidak dapat berfungsi. Ada benjolan yang mengeluarkan nanah dan bau tidak sedap dari mata ibu malang ini. 

Penderitaan ini sudah dirasakan Ibu Bolong sejak 6 tahun lalu. Semakin hari, benjolan di wajahnya semakin besar dan sekarang hampir menutupi semua wajah Ibu Bolong. 

Tubuhnya semakin hari semakin kurus menanggung beban sakitnya. Ibu Bolong hanya bisa bersabar dan pasrah akan sakit yang dideritanya. 

Ibu Bolong tinggal bersama anaknya Erna dan menantunya Iwan di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Rumbia Tengah, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara. 

Ibu malang ini adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suami dengan 4 (empat) orang anak yang bernama Eko, Edi, Erna dan Eril. 

Sejak 3 tahun belakangan ini, Ibu Bolong (50) tinggal bersama anak perempuannya Erna bersama Iwan (suami dari Erna). Merekalah yang merawat Ibu Bolong selama ini. 

Erna saat dimintai keterangan oleh Ramlah, Sekretaris Disdukcapil Bombana, Rabu (26/5/2021) pukul 20.00 Wita mengaku mengalami kesulitan ekonomi.

"Penghasilan kami tidak menentu. Suami saya berprofesi sebagai buruh nelayan. Kami mempunyai dua orang anak yang harus dibesarkan dan butuh biaya yang tidak sedikit. Namun dengan penghasilan minim dan seadanya, kami masih bisa menampung ibu dan adik yang bernama Aril, sambil merawat ibu saya yang sampai saat ini mengidap penyakit kanker," tutur Erna.

Meski hidup pas-pasan bahkan sangat kekurangan, Erna tetap merawat ibunya dengan sabar.

Erna menambahkan, mereka sebenarnya ingin membawa sang ibu berobat ke rumah sakit. Namun ketiadaan biaya membuatnya harus mengubur impian itu.

"Jangankan untuk berobat ibu, untuk makan sehari-hari saja kami sangat kesulitan," ujar Erna saat dimintai keterangan di kediamannya di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Rumbia Tengah, Kabupaten Bombana.

Erna dan suami tinggal bersama Ibu Bolong di rumah yang sangat sederhana, yang merupakan rumah bantuan dari pemerintah daerah. Kondisi rumah yang sangat panas di siang hari, namun mereka tidak punya pilihan lain.

Dengan kondisi penyakit Ibu Bolong sekarang ini yang semakin parah, keluarga hanya bisa mengharapkan bantuan dermawan untuk pengobatan Ibu Bolong.